(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-7440398985150224",
enable_page_level_ads: true
});
Rabu, 27 November 2013
LIRIK LAGU LIR-ILIR
*Lirik Lagu Lir-ilir Lir-ilir, lir-ilir Tandure wis sumilir Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane Yo surako… surak iyo… * Arti Lirik Lagu Lir-ilir Bangunlah, bangunlah Tanaman sudah bersemi Demikian menghijau bagaikan pengantin baru Anak gembala, anak gembala panjatlah (pohon) belimbing itu Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore Mumpung bulan bersinar terang,mumpung banyak waktu luang Ayo bersoraklah dengan sorakan iya * Makna yang terkandung lagu Lir-ilir adalah sbb: Sebagai umat Islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Alloh dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru. Disini disebut anak gembala karena oleh Alloh, kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya? Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing yang notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya. Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa Pakaian yang dimaksuda adalah pakaian taqwa kita. Sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Alloh SWT. Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas ketika kita masih sehat (dilambangkan dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan maka jawablah dengan iya.
E-KTP Seumur Hidup
E-KTP Berlaku Seumur Hidup
- RUU Administrasi Kependudukan Disahkan
0
2
JAKARTA - DPR akhirnya mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Salah satu poin penting dalam undang-undang itu adalah pemberlakuan E-KTP seumur hidup.
Keputusan itu diambil dalam rapat paripurna yang dipimpin Wakil ketua DPR Priyo Budi Santoso, Selasa (26/11). Rapat paripurna dihadiri Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
“Masa berlaku KTP elektronik adalah seumur hidup, termasuk KTP elektronik yang diterbitkan sebelum undang-undang ini ditetapkan,” kata Wakil Ketua Komisi II Arif Wibowo saat membacakan poin-poin UU Administrasi Kependudukan.
Menurutnya, KTP elektronik yang memiliki cip di dalamnya itu penting diatur dalam undangundang karena terkait dengan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh pemerintah. Mendagri Gamawan Fauzi menyatakan, salah satu manfaat pemberlakuan E-KTP seumur hidup adalah untuk menghemat anggaran.
Sebelum ini, masa berlaku KTPadalah lima tahun sehingga setiap periode itu harus menerbitkan yang baru. “Kalau kita berlakukan sistem yang lama (masa berlaku lima tahun), satu KTP menghabiskan dana sekitar Rp 16 ribu.
Padahal jumlah penduduk Indonesia kan naik terus. Setiap tahun pertumbuhannya 4 juta (orang),” kata Gamawan Fauzi usai rapat paripurna. Menurutnya, dengan pemberlakuan E-KTPseumur hidup, negara bisa menghemat Rp 4 triliun per lima tahun.
Perubahan Status
Gamawan menambahkan, dengan pemberlakuan seumur hidup, maka masyarakat tidak perlu lagi mengganti KTP setiap lima tahun, kecuali jika ada perubahan status yang dibutuhkan.
“Misalnya saya belum profesor terus minggu depan profesor, saya minta tolong perubahan status, itu boleh. Atau saya tinggal di Jakarta tapi akan pensiun di Yogyakarta dan pindah domisili. Hanya itu perubahan- perubahan yang dilayani,” imbuh mantan gubernur Sumatera Barat itu. Keputusan lain yang tertuang dalam UU tersebut adalah pengurusan E-KTP dan sejumlah akta tidak dipungut biaya alias gratis.
“Akta kelahiran, E-KTP, akta kematian, itu tidak boleh dipungut biaya. Semua itu akan dibiayai pemerintah pusat,” kata Gamawan. Menurut dia, ketentuan itu akan diterapkan serius agar tidak ada lagi praktik calo. Gamawan juga meminta masyarakat aktif melapor jika dipungut biaya saat mengurus EKTP. “Ramai-ramai kita awasi. Kalau ada yang terbukti (melanggar), laporkan saja.” (dtc-59)
Keputusan itu diambil dalam rapat paripurna yang dipimpin Wakil ketua DPR Priyo Budi Santoso, Selasa (26/11). Rapat paripurna dihadiri Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
“Masa berlaku KTP elektronik adalah seumur hidup, termasuk KTP elektronik yang diterbitkan sebelum undang-undang ini ditetapkan,” kata Wakil Ketua Komisi II Arif Wibowo saat membacakan poin-poin UU Administrasi Kependudukan.
Menurutnya, KTP elektronik yang memiliki cip di dalamnya itu penting diatur dalam undangundang karena terkait dengan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh pemerintah. Mendagri Gamawan Fauzi menyatakan, salah satu manfaat pemberlakuan E-KTP seumur hidup adalah untuk menghemat anggaran.
Sebelum ini, masa berlaku KTPadalah lima tahun sehingga setiap periode itu harus menerbitkan yang baru. “Kalau kita berlakukan sistem yang lama (masa berlaku lima tahun), satu KTP menghabiskan dana sekitar Rp 16 ribu.
Padahal jumlah penduduk Indonesia kan naik terus. Setiap tahun pertumbuhannya 4 juta (orang),” kata Gamawan Fauzi usai rapat paripurna. Menurutnya, dengan pemberlakuan E-KTPseumur hidup, negara bisa menghemat Rp 4 triliun per lima tahun.
Perubahan Status
Gamawan menambahkan, dengan pemberlakuan seumur hidup, maka masyarakat tidak perlu lagi mengganti KTP setiap lima tahun, kecuali jika ada perubahan status yang dibutuhkan.
“Misalnya saya belum profesor terus minggu depan profesor, saya minta tolong perubahan status, itu boleh. Atau saya tinggal di Jakarta tapi akan pensiun di Yogyakarta dan pindah domisili. Hanya itu perubahan- perubahan yang dilayani,” imbuh mantan gubernur Sumatera Barat itu. Keputusan lain yang tertuang dalam UU tersebut adalah pengurusan E-KTP dan sejumlah akta tidak dipungut biaya alias gratis.
“Akta kelahiran, E-KTP, akta kematian, itu tidak boleh dipungut biaya. Semua itu akan dibiayai pemerintah pusat,” kata Gamawan. Menurut dia, ketentuan itu akan diterapkan serius agar tidak ada lagi praktik calo. Gamawan juga meminta masyarakat aktif melapor jika dipungut biaya saat mengurus EKTP. “Ramai-ramai kita awasi. Kalau ada yang terbukti (melanggar), laporkan saja.” (dtc-59)
Minggu, 24 November 2013
PANOTO CORO
Panoto coro.
. Nuwun, kulanuwun
Panjenenganipun para pepundhen, para sesepuh, para pinisepuh ingkang hanggung mastuti dhumateng pepoyaning kautamen, ingkang pantes pinundhi saha kinabekten. Punapa dene panjenenganipun para tamu kakung sumawana putri ingkang dahat kalingga murdaning akrami. Amit pasang aliman tabik, mugi tinebihna ing iladuni myang tulak sarik, dene kula cumanthaka sowan mangarsa hanggempil kamardikan panjenengan ingkang katemben wawan pangandikan. Kula piniji hanjejeri minangka pangendaliwara keparenga hambuka wiwaraning suka wenganing wicara dwaraning kandha, saperlu mratitisaken murih rancaking titilaksana adicara pawiwawahan prasaja ing ratri kalenggahan punika. Sumangga kula derekaken sesarengan manungku puja-puji-santhi wonten ngarsaning Gusti Ingkang Maha Suci, ingkang sampun kepareng paring rahmat lan nikmat gumelaring alam agesang wonten madyaning bebrayan agung. Katitik rahayu sagung dumadi tansah kajiwa kasalira dhumateng panjenengan sadaya dalasan kawula, saengga kita saged hanglonggaraken penggalih hamenakaken wanci sarta kaperluan rawuh kempal manunggal ing pawiwahan punika, saperlu hanjenengi sarta paring berkah pangestu dhumateng Bapa Yatno sakulawangsa anggenipun hanetepi dharmaning sepuh hangrakit sekar cepaka mulya hamiwaha putra mahargya siwi, tetepa winengku ing suka basuki. Para tamu kakung sumawana putri, wondene menggah reroncening tata adicara ingkang sampun rinancang rinacik rinumpaka dening para kulawangsa nun inggih:
Eko laksitagati purwakaning pahargyan inggih sowanipun putra temanten putri mijil saking tepas wangi manjing ing madyaning sasana rinengga
Dwi laksitagati rawuh & jengkaripun putra temanten kakung tumuju dhateng madyaning sasana wiwaha
Tri laksitagati pasrah-pinampi putra temanten kakung
Catur laksitagati dhaup panggihing putra temanten anut satataning adat widhiwadana ingkang sampun sinengker tumunten kalajengaken upacara krobongan
Panca laksitagati nderek mangayuhbagyahipun kadang besan dhateng ingkang hamengku gati ing sasana wiwaha tumunten kalajengaken upacara sungkem
Sad laksitagati atur pangbagyaharjo panjenenganipun ingkang hamengku gati katur sagung para tamu
Sapta laksitagati lengseripun temanten sarimbit saking madyaning sasana wiwaha manjing ing sasana busana, saperlu rucat busana kanarendran santun busana ksatrian
Hasta laksitagati sowan malihipun temanten sarimbit ngabyantara para tamu saperlu nyenyadhang pudyastawa murih widadaning bebrayan
Nawa laksitagati paripurnaning pahargyan inggih jengkaripun temanten sarimbit saking madyaning sasana rinengga tumuju dhateng wiwaraning pawiwahan. Mekaten menggah reroncening tata adicara pawiwahan ing ratri kalenggahan punika. Salajengipun, keparenga para tamu pinarak wonten ing palenggahan kanthi mardu-mardikaning penggalih, miwah kawula derekaken hanyrantos tumapaking tata adicara sinambi nglaras rarasing gending2 jawi. Nuwun, nuwun, matur nuwun. Terjemahan bebas Demikian Contoh MC dalam bahasa Jawa: Pranatacara/Pranata adicara Pengantin Mohon maaf..permisi. Yang terhormat para orang tua dan yang dituakan yang selalu menjaga keutamaan hidup, yang pantas dihormati. Juga kepada para hadirin-hadirat yang berbahagia Maaf sekali semoga saya dijauhkan dari mala petaka karena dengan berani menghadap kepada anda semua yang sedang bercengkerama. Saya yang ditugasi sebagai pembawa acara mohon diperkenankan untuk membuka acara suka-suka pada saat ini. Supaya acara pesta sederhana ini bisa runtut dan lancar Marilah saya iring anda untuk memuji syukur kepaada Tuhan yang telah memberikan rahmat dan nikmat di alam kehidupan ini. Terbukti keselamatan selalu menyertai kita semua sehingga kita bisa meluangkan waktu untuk menghadiri pesta ini. Untuk memberi berkah dan doa kepada bapak Yatno sekeluarga yang sedang memenuhi kewajiban sebagai orang tua yakni menikahkan anak mereka, semoga selalu diberi keselamatan. Para tamu (laki-laki dan perempuan), susunan acara yang sudah disusun oleh keluarga adalah sebagai berikut: Pertama sebagai pembuka pesta ini adalah kedatangan pengantin putri dari ruang rias ke pelaminan Kedua datang dan perginya pengantin putra menuju ke arena pesta Ketiga: serah terima pengantin putra Keempat acara panggih (pertemuan) antara pengantin putra dan putri sesuai dengan adata dan dilanjutkan krobongan Kelima sambutan dari pihak besan (mertua) kepada tuan rumah dilanjutkan acara sungkem Keenam sambutan dari pemilik rumah kepada para tamu undangan Ketujuh kepergian pengantin ke ruang ganti untuk ganti baju kesatria Kedelapan kedatangan kembali kedua pengantin Kesembilan berakhirnya acara pesta pernikahan ini yakni perginya pengantin menuju ke depan tempat pesta Demikianlah susunan acara pada pesta pernikahan kali ini. Selanjutnya silakan para tamu untuk duduk di tempat yang sudah disediakan dengan sesantai mungkin. Sambil mengikuti jalannya acara ini mari kita menikmati lagu-lagu Jawa
Terimakasih
Jumat, 10 Agustus 2012
Spiritualitas Seks Manusia Jawa
Oleh Agunghima
Seks dan seksualitas tak bisa dimungkiri dalam pengertian sempit dan luas merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Karena merupakan naluri dasar manusia, tak mengherankan banyak upaya untuk mempelajari, menganalisis, menyusun buku panduan, atau mengungkap seksualitas lewat karya sastra sejak dulu.
BEBERAPA manual kuno yang pernah hadir antara lain Ars Amatoria (The Art of Love) karya penyair Romawi, Publius Ovidius Naso (43 SM-17 M), atau Kama Sutra karya Vatsyayana dari India, yang ditaksir hidup pada zaman Gupta (sekitar abad ke-1 6 M). Keduanya bukan melihat seks sebagai subjek penelitian medis dan ilmiah, melainkan sebagai sex manual. Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, neurolog dan pakar psikoanalisis asal Austria, Sigmund Freud (1856-1939), mengembangkan teori seksualitas yang didasari studi terhadap para klien.
Di Jawa awal abad ke-19 muncul pula karya sastra yang terkenal hingga kini, yaitu Serat Centhini (nama resminya Suluk Tembangraras). Serat itu digubah sekitar 1815 oleh tiga pujangga istana Keraton Surakarta, yakni Yasadipura II, Ranggasutrasna, dan RNg Sastradipura (Haji Ahmad Ilhar), atas perintah KGPAA Amengkunegara II atau Paku Buwana V. Serat Centhini yang terdiri atas 722 suluk atau tembang antara lain bicara soal seks dan seksualitas. Serat itu dijuluki ensiklopedi budaya Jawa karena mengungkap wacana praksis budaya Jawa yang dipadu dengan ajaran Islam. Dalam identifikasi Serat Centhini disebutkan ada 20 kitab klasik yang memengaruhi keberadaan serat itu, yang dikelompokkan menjadi empat, yaitu kitab fikih dan usul fikih, kitab akidah dan tauhid, kitab tafsir, dan kitab tasawuf. Namun entah kenapa Serat Centhini lebih populer justru sebagai wacana seks dan pornografi dan menjadi tidak bermuara pada spriritualitas. Lingga-Yoni Dalam perspektif kekinian, seks identik dengan persetubuhan yang dilakukan pria dan wanita. Sayang, pengertian itu berhenti pada pencapaian hedonistik. Pengejaran kenikmatan persetubuhan menjadi tujuan utama, tanpa mempertimbangkan hal-hal luar biasa besar di luar persetubuhan. Di Indonesia, seksualitas berada dalam “dunia entah”. Apalagi dengan penetapan UU Pornografi-Pornoaksi, posisi seks dipojokkan oleh hukum negara, yang di sisi lain mengembangkan prostitusi. Maka patut dipertanyakan apakah UU yang longgar dan berstandar ganda atau telah terjadi kerusakan moral secara massal? Dalam kebudayaan Hindu, seks disimbolkan dengan lingga-yoni. Itulah lambang reproduksi lelaki dan perempuan (phallus dan vagina). Kamus Jawa Kuna-Indonesia mendefinisikan “lingga (skt) tanda, ciri, isyarat, sifat khas, bukti keterangan, petunjuk; lingga, lambang kemaluan lelaki (terutama lingga Siwa dibentuk tiang batu), patung dewa, titik tugu pemujaan, titik pusat, pusat poros, sumbu”. Adapun “yoni (skt) rahim, tempat lahir, asal Brahmana, Daitya, dewa, garbha, padma, naga, raksasa, sarwa, sarwa batha, sudra, siwa, widyadhara, dan ayonia (PJ Zoetmulder, SC Robson, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994, 601, 1494). Lingga, dalam mitologi Hindu, adalah alat kelamin pria (Latin: phallus, lambang Siwa sebagai dewa semesta, kebalikan dan yoni. “Yoni alat kelamin perempuan sebagai Tara atau timbalan dan linggam merupakan lambang shakti atau prakrti yang dijabarkan dalam bentuk unsur kewanitaan” (Ensiklopedia Indonesia Ikhtisar Baru, Jakarta: Van Hove, 1990, 2.020 dan 3.993). Maka jika tafsir seks yang disimbolkan dengan “hanya” penyatuan lingga-yoni dengan pengejaran kenikmatan sesaat, bisa dipastikan tumbuh dari lingkungan yang menganggap kotor dan rendah seksualitas dan tak mampu menikmati seks dengan kondisi kejiwaan yang bebas, karena dikejar-kejar rasa bersalah. Kondisi jiwa bebas dan bersih adalah ketika melakukan tanpa rasa bersalah dan menyakiti orang lain. Maka menikah (vivaha) mutlak untuk pencapaian spiritualitas seks dengan pengertian lebih dalam. Lingga adalah simbolisasi atma atau roh, sedangkan yoni adalah simbolisasi shakti, kekuatan dan kesadaran atma. Maksud wujud lingga yang melakukan penetrasi ke liang yoni adalah kembalinya kesadaran, kembalinya kekuatan atma yang selama ini terselimuti dan tidur nyenyak oleh pengaruh maya, pengaruh prakrti, pengaruh alam materi. Atma yang kehilangan shakti, kehilangan kesadaran, menjadi awidya, alias bodoh! Ia mengelirukan diri sebagai suksma sarira (badan halus). Bahkan ada atma yang mengelirukan diri sebagai sthula sarira (badan kasar). Menyangka diri sekadar produk mekanik, seperti robot. Rusak sthula sarira, tamat sudah diri. Begitu asumsi atma yang dilanda kebodohan. Bagai Ibu Kewaspadaan, kecemerlangan, kekuatan, kebahagiaan, kedamaian, kesucian dari atma seolah-olah hilang. Kondisinya sangat-sangat menyedihkan. Kewaspadaan, kecemerlangan, kekuatan, kebahagiaan, kedamaian, kesucian atma tinggal kecil. Bagai setitik kerlip bintang di langit. Redup. Dalam kondisi penuh keterbatasan seperti itu, atma cenderung resah, bimbang, terombang-ambing oleh hukum karmaphala. Terombang-ambing dalam dualitas atau rvabhineda duniawi, yaitu suka-duka, untung-rugi, sakit-sehat, dan lain-lain. Dalam terminologi Hindu itulah yang disebut pembangkitan kundalini, proses kenaikan shakti dari satu cakra ke cakra di atasnya, dari satu kesadaran ke kesadaran di atasnya, harus melalui jaringan fisiologis fisik manusia yang melingkar lingkar, mirip tubuh ular. Maka shakti atau kesadaran atma disebut juga kundalini, yang dilambangkan sebagai yoni atau vagina. Karena lembut penuh kasih, begitu kundalini bangkit, segala kekotoran yang menyumbat kesadaran terkikis habis, tanpa sisa. Pergerakannya pelan dan halus. Ialah sumber energi sejati. Ia bagai ibu. Ia bagai wanita cemerlang. Wanita yang merindukan pertemuan dengan kekasih sejati, yaitu atma atau roh kita. Karena itu, atma dilambangkan sebagai lingga atau penis atau lelaki yang dirindui yoni atau kundalini. Dan, bila kundalini berhasil naik melalui cakra per cakra dan d puncak bertemu atma, pertemuan itu disimbolisasikan dalam wujud liang yoni yang dimasuki lingga. Lingga dan yoni. Bila atma dan shakti-nya bertemu, sensasinya benarbenar nikmat. Mirip sensasi persetubuhan. Namun jauh lebih nikmat dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Di sanalah terbuka ranah spiritualitas seks sesungguhnya.BEBERAPA manual kuno yang pernah hadir antara lain Ars Amatoria (The Art of Love) karya penyair Romawi, Publius Ovidius Naso (43 SM-17 M), atau Kama Sutra karya Vatsyayana dari India, yang ditaksir hidup pada zaman Gupta (sekitar abad ke-1 6 M). Keduanya bukan melihat seks sebagai subjek penelitian medis dan ilmiah, melainkan sebagai sex manual. Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, neurolog dan pakar psikoanalisis asal Austria, Sigmund Freud (1856-1939), mengembangkan teori seksualitas yang didasari studi terhadap para klien.
(SUMBER DARI SUARA MERDEKA)
Langganan:
Postingan (Atom)